Wellcome 2 GlasSlipper... So kind of you 2 stop by..

Letting go of someone dear to you is hard, but holding on someone who doesn't even feel the same is harder. Giving up doesn't mean you are weak… It only means that you are trying to be strong enough person to let it go...

Monday, April 30, 2007

Dari kaca mata seorang AKU.....



“Selagi angin berhembus, selagi itulah akan ku bisik kerinduan ini….”

Satu novel yang cukup bermakna dan mantap yang dipersembahkan dengan garapan penuh bersahaja tapi tidak mencacatkan message yang ingin dipersembahkan. Jarang berjumpa novelist yang berjaya mengadunkan sentuhan duniawi senafasa dengan paksi dan tunjung yang telah sekian lama kita warisi yakni berasaskan pada yang satu. Dalam Bayu Asmara, kita akan temui sentuhan ini.

Bagaimana pencarian Shah Asmara akan Cinderella seiris Snow White yang kerap menjelma mengusik naluri lelakinya. Sudah puas dijejaki. Tiap dermaga yang disinggahi, tidak pernah alpa dia mengintai. Mengharap Cinderella hatinya ada di situ. Namun dia tetap di tamu kehampaan. Akhirnya Shah Asmara bagai tidak tega lagi dengan harapan yang sentiasa digalasnya. Dia pasrah lantas biarlah Qada dan Qadar yang menjadi landasan penentu pada impiannya.

Nun jauh di Hawaii, Puteri Bayu Irnani terkapai-kapai mencari jawapan pada mimpi yang kerap bertandang menemani lenanya. Bayangan seorang insan disebalik kabus yang sering singgah menemani lena benar-benar membuatkan dia panasaran. Dari gambaran di kanvas mimpi, pantas di pindahkannya ke kanvas reality. Bersenikan sepasang sudu dan garpu, dia melakar apa yang ada di minda. Dua elemen yang berbeda di adunnya dengan penuh maksud yang tersirat. Dia yang berpendidikan barat dan hidup di tengah-tengah dunia globalisasi menantikan senaskah Al-Quran dan sejumlah RM6234 yang bakal mengikat dirinya dari seorang insan yang punyai kekuatan agama agar dia bisa berpaut dan menumpang teduh. Bukan sekadar teman pendorong dan pengubat sepi, tapi dia mendambakan nakhoda yang mampu mengemudi bahtera yang bakal dilayari bersama.

Dalam pencarian ini kita akan disajikan dengan berbagai konflik dan dugaan. Rintangan dan kehendak ibu yang terkadang hanya memikirkan akan kepentingan diri sendiri. Sesuatu yang cukup cantik yang digarap oleh novelist ini adalah bagaimana watak-watak dalam yang diciptanya menjadikan Islam itu sebagai sebenar-benar AD-Din dalam kehidupan sebagai muslim dan muslimah yang beramal dengan apa yang dituntut dalam agama tanpa meninggalkan adat yang tidak bertentang dengan syariat. Berbagai rencah emosi mampu kita sama-sama rasai hinggalah pada tragedi berpisahnya Bayu dengan orang-orang yang dikasihi biarpun akhirnya dia turut sama pergi.

Aku cukup selut dengan usaha yang dilakukan oleh novelist ini. Syabas…. Pada yang mencari kelainan dalam novel cinta, aku sarankan bacalah Bayu Asmara. Kita akan dapat rasakan betapa indahnya sebuah percintaan yang berlandaskan keimanan dalam anyaman indah Nur Islam yang sentiasa menerangi tiap langkah yang kita orak. Terima kasih bonda Ilani Mysara justeru menghadiahkan novel Bayu Asmara sebagai santapan kami. Satu garapan yang cukup bermakna buat aku dan patut di baca oleh kita semua…..

“ Bayu Asmara yang berhembus, membisikkan kalimah kasih dan cintaNYA yang tak pernah padam. Dari hati seorang insan yang berkelana di setiap dermaga persinggahan sementara, dugaan dan rintangan itu adalah lirik dan irama untuk terus mencari destinasi cinta yang sejati…..”

******************************************************

"Apa yang pasti dirimu tetap ku nanti. Selagi mentari mengintai hari.. selama itu kasih ku tak akan kontang…..”

Riana Amira terkapai-kapai. Dugaan dan rintangan datang bertamu silih ganti dalam hidupnya. Jiwa remaja diacah rasa cinta bila mata bertemu pandang dengan jejaka yang mengusik naluri gadisnya. Kunjungan surat cinta dari insan misteri yang berselindung disebalik “AR” menghantui perasaannya hinggalah pada satu hari hatinya melonjak kegirangan. Nama yang dianggapnya misteri itu, milik pemuda yang sudah lama mengisi ruang kamar hati yang kosong. Azril Razman, itulah buah hatinya. Kebahagiaan menyelubungi perjalanan hidupnya bersama anak muda itu.

Namun siapa sangka, perpisahan yang melanda bagaikan menguji sekuat mana setia yang sering terungkap. Demi masa depan, Riana dan Razman terpaksa akur melangkah mengikut hala yang berlainan. Si gadis di UM sedangkan si Teruna mengusung kerinduan di bumi Sarawak yang tanpa sedar telah menjanjikan derita buat pasangan kekasih ini.Terlalu berat ujian yang terpaksa mereka harungi. Kemunculan Fariz Syazri Datuk Faizal tidak pernah di duga bakal mewarnai kehidupan Riana Amira.

Tiba-tiba Razman membuat keputusan drastik untuk memutuskan hubungannya dengan Riana Amira. Takdir penentu segalanya. Siapa kita untuk menolak segala ketentuan untuk dipilih mengharungi ujian dan dugaan yang diberikanNYA. Riana dirogol takala alpa melayani luka yang dirobek kekasih hati dan entah mengapa pada Fariz dia mengadu dan meminta pertolongan. Malah tika gadis itu terkontang kating menghitung duka dan luka, anak muda itu lah tempat dia berpaut lebih-lebih lagi selepas mahkotanya diragut tanpa rela. Dia semakin dihanyutkan gelora rasa yang payah dizahirkan dengan ungkapan. Fariz lah yang berada bersamanya. Biarpun di awal perkenalan, anak muda itu tetap betah untuk mempertahankan ego konon Riana bukan gadis yang menepati citarasanya. Anak muda itu bagaikan tempat Riana meminjam kekuatan dan semangat untuk teruskan kehidupan yang ternyata kelam. Tanpa mereka sedar, kedua hati kian bertaut. Salam kasih terutus tanpa bicara. Rindu melambai, sukma bergetar bila mata tidak bertentang pandang. Andai suara tidak menyapa pendengaran. Fariz tidak akan tega melaksanakan tugasan bila wajah Riana menari di layar mata. Dalam gelora amukan rasa cinta yang terpendam, Riana Amira menghilangkan diri tanpa dapat di kesan. Tinggallah Faris mengalas beban perasaan dalam penasaran maha hebat. Namun dia tetap bersabar dan setia menanti dengan harapan Riana Amira akan kembali…..tapi bilakah agaknya dan siapa pulak Iki yang tiba-tiba hadir dalam hidup Riana Amira…..

Semuanya akan persoalan itu akan terjawab dalam Erti Rindu ini. Novel pertama sentuhan Zara Juita. Garapan yang mengabungkan rencah-rencah kehidupan yang sering kita lihat sehari-hari. Bagaimana manusia terkadang lebih mementingkan darjat dan kedudukan sebagai kayu pengukur sebuah kebahagiaan.

“Kau kata aku bagai lilin yang menerangi kegelapan dunia mu. Kehadiran ku umpama air di kali yang menyegarkan perasaan mu. Kau sedia berkorban untuk ku. Sedia merawat kelukaan hati ku. Aku di buai cinta, kasih sayang dan rindumu yang luhur sejati. Tersentak aku dari lamunan….. bila mawar tanpa haruman ini masih bisa bertahta di mahligai bahagia hati seorang insan seperti mu…. “

Kali pertama aku pandang, hati meronta jiwa tertawan. Biar berdetik bisikan…"tidak menyesalkah memilih lantas ingin memiliki?" Naluri ku cepat menangkis. "Tidak. Aku tak akan kecewa" dan akhirnya garapan Zara Juita jadi sebahagian dari koleksi peribadiku. Sentuhannya lembut tapi punya message yang cukup kuat untuk kita merenung akan apa yang sering kita lalui saban hari. Zara bijak bermain perasaan. Beberapa kali juga jemari ku singgah di pipi menyanggah untaian manik yang tanpa sedar putus. Dalam duka masih diselitnya tawa. Di celah derita, diacahnya sinar bahagia yang mengintai ruang. Terasa bagai diri turut berada dalam dunia ciptaannya. Mendominasi tiap perjalanan yang tidak sunyi dengan dugaan dan ujian sebelum pelangi bahagia melebarkan sinar……

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home